Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi tentu berbanding lurus dengan volume sampah yang dihasilkan. Aktivitas dan pola konsumsi masyarakat mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. Sampah jelas bukan suatu hal yang diperlukan, karenanya ingin dibuang atau disingkirkan. Sebagian orang akan membuang sampah di tempat pembuangan sampah, pembuangan akhir, atau membakarnya.

Setelah sampah tak terlihat lagi, umumnya masyarakat cenderung berpikir bahwa sampah tak lagi memiliki dampak yang membahayakan. Sesungguhnya tidak demikian, karena sampah yang tidak dibuang dengan baik bisa memberi beragam dampak buruk bagi tanah, udara, air, dan juga manusia. Sampah bisa menjadi berbahaya jika tak dibakar dengan baik atau dibuang ke tempat yang tidak semestinya.

Dampak Sampah pada Kesehatan

Dampak langsung sampah pada kesehatan terjadi karena kontak langsung dengan sampah yang bersifat beracun, korosif, karsinogenik, dan lain sebagainya. Sampah juga mengandung kuman patogen yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Sementara dampak tidak langsung dari sampah bisa akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Dampak tidak langsung dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembangbiak di dalam sampah. Timbunan sampah berisiko dapat menjadi sarang lalat, tikus, kecoa dan kuman-kuman berbahaya. Lalat bisa menjadi vektor bermacam penyakit perut dan tikus bisa menyebarkan pes.

Penyakit yang disebabkan oleh sampah sangat luas dan bisa berupa penyakit menular atau penyakit tidak menular. Penyakit dapat berupa gangguan pernapasan, pencernaan, penyakit kulit, dan lain sebagainya.

Gangguan pada sistem pernapasan bisa terjadi karena adanya pembusukan sampah oleh mikroorganisme yang menghasilkan gas hidrogen sulfida dan gas metan yang beracun. Sedangkan gangguan pada sistem pencernaan seperti diare disebabkan oleh adanya vektor yang membawa kuman penyakit. Selain itu, sampah juga bisa menyebabkan penyakit kulit berupa munculnya jenis jamur mikroorganisme patogen yang hidup dan berkembang biak di dalam sampah.

Pengelolaan Sampah untuk Mencegah Penyakit

Sampah ada beragam jenis sesuai dengan asalnya. Ada yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri, rumah sakit, kantor, dan lain lain sebagainya. Berdasarkan komposisinya, sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan dan sampah anorganik.

Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang bersifat biodegradable (mudah terurai secara alami). Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati yang bersifat tak mudah diurai oleh alam seperti plastik, logam, kertas, kaca, dan lain sebagainya. Dengan mencermati jenis sampah tersebut, masyarakat yang tinggal di kota besar dapat memilah sampah dan melakukan pengolahan sampah dengan berbagai alternatif cara.

Saat ini, sampah bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber daya yang dan mempunyai nilai ekonomi karena bisa diolah menjadi bahan bakar atau pupuk. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengolahan sampah, misalnya dengan TPA (landfilling), pembakaran (incineration), daur ulang (recycling), dan mengubah sampah menjadi energi.

1. Landfilling

Sejauh ini cara pengolahan sampah yang umum digunakan di Indonesia adalah dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau yang dikenal dengan landfilling. Cara pengolahan sampah dengan membawa ke TPA kurang efektif jika lahan semakin terbatas. Selain itu, pengolahan sampah dengan cara ini dapat menghasilkan gas metan yang menyebabkan efek rumah kaca, sumber penyakit, dan pada umumnya selalu ditentang oleh masyarakat setempat yang merasa terganggu dengan adanya sampah.

2. Incineration

Melalui cara incineration atau pembakaran, sampah dapat diolah dalam volume besar. Tetapi cara pengolahan sampah ini masih menimbulkan masalah lingkungan, yaitu adanya zat dioxin yang bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti kerusakan sistem kekebalan tubuh, kanker, gangguan reproduksi, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk melakukan incineration diperlukan investasi yang sangat besar untuk mengolah sampah dengan cara ini.

3. Recycle

Recycle atau daur ulang merupakan cara pengolahan sampah yang cukup mudah dan aman. Salah satu cara daur ulang alami adalah dengan komposting atau mengubah limbah organik berupa sisa-sisa tanaman, sampah kebun, dan dapur menjadi pupuk kaya nutrisi bagi tanaman. Komposing adalah salah satu metode terbaik pengolahan limbah karena dapat mengubah produk organik yang tidak aman menjadi kompos yang aman. Kelemahan dari cara ini adalah proses yang lambat dan memakan banyak ruang.

4. Waste to Energy (WTE)

Sampah bisa diolah menjadi energi yang dikenal dengan metode Waste to Energy (WTE). Prosesnya dengan cara mengonversi jenis sampah yang tak bisa didaur ulang menjadi panas yang bisa digunakan. Energi panas yang dihasilkan tersebut akan diubah menjadi energi listrik atau bahan bakar. Jenis sumber energ yang dihasilkan bersifat renewable (bisa diperbaharui) karena sampah yang tak bisa didaur ulang bisa digunakan berkali-kali untuk menghasilkan energi. Pengolahan sampah dengan cara ini sangat efektif karena bisa membantu mengurangi emisi karbon dengan meminimalisir kebutuhan energi dari sumber tambang.

Dari beberapa cara pengolahan sampah di atas, pengolahan dengan daur ulang dan WTE terbilang sangat cocok untuk mencegah bahaya penyakit yang diakibatkan oleh sampah. Selain itu proses daur ulang dan WTE lebih ramah dengan lingkungan, sehingga lingkungan akan menjadi sehat dan masyarakat terbebas dari penyakit.

4 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *