Pasien positif Covid-19 terus mengalami penambahan hingga 76.981 orang per 13 Juli lalu. Kini setidaknya sudah ada 3.656 pasien yang telah meninggal dan 36.689 pasien telah sembuh. Pemerintah dan pihak terkait terus berupaya mencari solusi terbaik untuk meminimalisir angka positif dan kematian ini.

Tidak bisa dipungkiri, masih banyak masalah yang harus dihadapi di tengah perlawanan terhadap pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah pengadaan rapid test yang belum menyeluruh karena dibatasi oleh jumlah dan waktu produksi.

Hingga saat ini, rapid test yang digunakan merupakan hasil impor dari negara lain seperti Belanda. Hal ini yang tentunya memperlambat pemerintah dalam mendata sebaran Covid-19 di Indonesia.

Namun sepertinya hal ini tidak menjadi masalah lagi karena rapid test karya anak bangsa akan segera diproduksi massal. Setidaknya akan ada 400 ribu unit alat rapid test yang tersedia hingga bulan depan.

Kemenristek menargetkan segera memproduksi alat rapid test bernama RI-GHA COVID-19 sebanyak 200 ribu unit untuk bulan ini. Pihaknya terus mencari pelaku industri yang mampu memenuhi jumlah tersebut. Hingga saat ini sudah dua industri yang menerima izin dari Kemenkes, yakni  Hepatika Mataram dan PT Prodia Diagnostic Line.

RI-GHA COVID-19 merupakan inovasi anak bangsa yang diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Universitas Airlangga di Surabaya.

Apa Keunggulannya?

Alat buatan anak bangsa ini tentu memiliki keunggulan tersendiri. Salah satunya adalah proses deteksi yang praktis dan cepat hanya 15 menit saja. Selain itu juga fleksibel karena mampu mendeteksi ODP, PDP, dan Pasca Infeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma atau whole blood.

Lebih Mahal?

Tentu saja tidak. Harga yang dipatok oleh pemerintah untuk rapid test anak bangsa ini adalah sekitar Rp75 ribu. Harga ini jauh lebih murah dari alat yang beredar yang menyentuh harga ratusan ribu.

Hal ini tentu mempermudah masyarakat untuk memiliki setidaknya satu alat rapid test sehingga mempermudah pemerintah dalam mendata pesebaran pandemi ini di Indonesia.

Alat ini juga sudah melalui beberapa rangkaian uji coba sehingga akurat untuk screening. Rumah sakit di Jogja, Solo, Semarang dan Surabaya sudah menggunakan setidaknya 4.000 kit dan 6.000 kit oleh beberapa puskesmas di Kabupaten Sleman.

Kabar ini cukup menggembirakan karena alat rapid test tidak lagi menjadi beban masyarakat maupun pemerintah. Dengan harga produksinya yang murah, pemerintah tentu lebih mudah menerapkan subsidi penyediaan alat tersebut secara menyeluruh.


Referensi
Popmama : 400 Ribu Rapid Tes Karya Anak Bangsa Siap Produksi di Dalam Negeri
MediaIndonesia : 300 Ribu Alat Rapid Test Impor Tiba di Indonesia

KawalCovid19 : Data Covid-19 di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *