Hingga saat ini (26/3), kasus positif virus Covid-19 ataupun Corona di Indonesia sudah mencapai 790 orang dengan tingkat kematian sebanyak 58 orang dan sembuh 31 orang. Banyak ahli memprediksi bahwa angka ini akan terus mengalami peningkatan mengingat akan diterapkannya prosedur Rapid Test di beberapa wilayah.

Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengatasi penyebaran ini adalah dengan memahami bagaimana penyebaran virus tersebut. Selain kontak antar manusia, virus juga dapat menyebar melalui benda mati. Jika benar demikian, apakah sampah juga bisa jadi media penyebaran untuk virus Corona atau Covid-19?

Sampah Bisa Jadi Media Penyebaran Virus Corona?

Hal tersebut fakta. Dilansir dari IDN Times (18/3) lalu, sebuah penelitian bertajuk “Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1″ yang dimuat di New England Journal of Medicine pada 17 Maret 2020 lalu, mengungkapkan bahwa virus ini dapat menempel pada benda-benda mati.

Tim peneliti tersebut melakukan uji coba secara aerosol melalui pernapasan atas, hasilnya virus ini dapat bertahan di udara sekitar 3 jam. Tidak sampai di situ saja, penelitian ini juga dilakukan pada benda mati. Berikut beberapa hasil riset mengenai berapa lama virus Corona bisa bertahan di benda mati.

Beberapa benda mati di atas merupakan jenis sampah yang sering kita temukan. Tumpukan sampah berjenis plastik adalah yang paling sering. Ternyata, plastik ataupun sampah plastik dapat menjadi media penyebaran virus oleh seorang positif Corona karena dapat bertahan di permukaannya selama 2-3 hari.

Tidak hanya itu saja, jenis kertas, karton dan aluminium yang merupakan jenis sampah bernilai jual juga bisa menjadi media tempat penempelan virus Covid-19 mulai dari 2 jam hingga 5 hari.

Hal ini akan sangat mebahayakan bagi pemulung. Ketika sampah tersebut diambil dari seseorang yang kemungkinan positif namun belum diketahui, maka virus akan bisa menempel dan mengkontaminasi pemulung ataupun orang lain.

Untuk menghindari hal ini, masyarakat sangat diharapkan untuk tetap dirumah dan biasakan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah aktivitas. Jika tidak memiliki hand sanitizer, masyarakat bisa menggunakan sabun sebagai bentuk pencegahan.

Bahkan beberapa toko retail di Indonesia sudah menerapkan penggunaan siku ketika membuka pintu toko. Meskipun tidak disampaikan oleh lembaga kesehatan tertentu, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk tetap waspada terhadap penggunaan benda mati.

Dua hal yang menjadi tambahan dalam penelitian tersebut bahwa virus ini bisa mati pada suhu di atas 30 derajat Celcius dan jejaknya dapat dihapus hanya menggunakan lap dan desinfektan biasa. Oleh karena itu, dengan rajin menjaga kebersihan, penyebaran virus Covid-19 dapat dicegah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *