Pria dari Ghana, Afrika, telah berhasil membuat sebuah inovasi memanfaatkan limbah kelapa untuk membuat sebuah pabrik Charcoal.

Semua ini bermula dari pertanyaan “apa yang mereka lakukan dengan limbah kelapa tersebut?“. Pria ini bertanya setelah melihat setiap persimpangan daerah bernama Accra menjual kelapa.

Hal yang ditakutkan adalah ketika limbah kelapa tersebut memenuhi pantai dan tentunya mencemari laut beserta komoditas di dalamnya.

Ketika mengunjungi pantai, ia melihat bahwa ketakutan tersebut terjadi dan ia langsung mengatakan pada dirinya sendiri untuk melakukan sebuah tindakan.

Untuk memulai tindakan tersebut, ia tidak mengetahui apapun mengenai pengolahan limbah kelapa dan kehilangan ketertarikannya untuk belajar ilmu hukum yang sedang dia jalani pada waktu itu.

Oleh karena itu, pria ini pun keluar dari pendidikannya dan menggunakan uang sekolah tersebut untuk memulai bisnis tersebut. Hal tersebut terbilang nekat karena itu merupakan tahun terakhirnya untuk meraih gelar hukum.

Ide ini bermula saat dia membeli makanan dan melihat serabut kelapa dijadikan pengganti kayu untuk menyalakan api. Dia melihat sebuah peluang karena limba kelapa tersebut bisa didapatkan dari siapa dan dimana saja.

Jika kayu merupakan bahan dasar membuat Charcoal ataupun arang, ia berpikir apakah serabut kelapa bisa digunakan juga untuk menjadi bahan dasar arang.

https://www.instagram.com/tv/CEplewToHFY/?igshid=1854cpnz67v5j

Dengan ilmu yang minim mengenai arang, ia pun bergabung dalam sebuah usaha pembuat arang di utara dan kembali ke Accra setelah mendapatkan ilmu yang dia inginkan mengenai arang.

Ia pun memulai dengan perlengkapan dan lokasi seadanya yakni di rumahnya sendiri. Serabut kelapa sebagai bahan dasarnya ia perolah dari seseorang penjual yang mengetahui letak pembuangan limbah kelapa tersebut.

Setelah menumkan segunung limbah kelapa, ia pun meletakkan limbah terebut di pekarangan rumahnya. Sebagai permulaan, ia memulainya dengan kaleng tomat dan memasukkan serabut kelapa tersebut.

Hal itu merupakan bentuk eksperimen sederhana untuk mengubah serabut kelapa tadi menjadi arang. Metode yang digunakannya adalah pengontrolan terhadap suhu dan oksigen agar tidak terlalu panas sehingga menyebabkan serabut tadi menjadi abu.

Selanjutnya ia juga memasukkan pasir di atas tumpukan serabut kelapa agar oksigen terperangkap. Setelah menggunakan kaleng tomat, ia juga beralih ke ember meskipun hasilnya berupa arang yang masih sedikit.

Setelah berhasil, selanjutnya ia beralih ke satu drum besar. Ketika satu drum menghasilkan arang seadanya, ia menambahnya menjadi 10 drum dan semua itu dilakukan di rumahnya.

Hingga saat ini, ia telah menjadi pabrik arang terbesar di Afrika Barat. Uniknya, arang yang dihasilkan tidak meninggalkan bekas hitam pada baju yang putih setelah dicoba. Mereka menyebutnya Stainless Charcoal.

Kini dia telah memiliki setidaknya 12 karyawan yang bermula dari 1 orang yakni dirinya sendiri. Dia juga optimis bahwa pabrik ini akan menjadi yang terbesar di seluruh kawasan Afrika.

Kisah inovatif ini tentu menjadi pembelajaran bagi semua orang bahwa berbagai hal untuk mengatasi pencemaran lingkungan dapat dilakukan tanpa memandang latar belakang orang tersebut.


Referensi
Instagram : UNILAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *