Produk sabun cair kini menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk menjadi peralatan kebersihan. Sabun batangan terkadang bisa kotor karena tidak ada kemasannya ketika digunakan.
Berbeda dengan produk sabun cair yang menggunakan kemasan plastik, lebih mudah dan tentunya terhindar dari yang namanya kotoran. Akan tetapi, hal ini justru meningkatkan jumlah sampah plastik yang ada saat ini.
Melihat hal ini, seorang desainer di Berlin, Jonna Breitenhuber, memiliki sebuah solusi untuk mengatasi peningkatan plastik akibat penggunaan sabun cair.
Ia mengembakan sebuah desain produk kemasan sabun cair yang lebih ramah lingkungan dengan bahan sabun. Produk ini higienis dan tentunya mengatasi salah satu permasalahan lingkungan saat ini.
Desainnya dibuat mirip seperti kemasan sabun cair. Nantinya, kita bisa mengisi sabun cair di dalam kemasan yang terbuat dari sabun tersebut. Ide ini merupakan bagian dari penelitian tesis masternya di Universitas Seni di Berlin.
Jonna menamakan produk ini Soapbottle. Sabun yang dijadikan kemasan ini terbuat dari bahan alami. Untuk mencegah pencampuran cairan dan kemasan yang terbuat dari sabun, ia menggunakan pelapis pada bagian dalam yang tidak larut dalam air.
Penutup yang terbuat dari logam juga disediakan agar cairan keluar. Sabun yang menjadi kemasan cairan ini tentu dapat larut ketika dipegang oleh tangan kita.
Untuk itu, Jonna juga membuat lubang untuk memasukkan tali yang nantinya bisa digantungkan di kamar mandi. Jadi ketika digunakan, cukup membuka logamnya dan botolnya dimiringkan agar keluar.
Tidak perlu memegang kemasan terlalu lama dan kuat yang dapat menyebabkan kemasan itu larut. Ketika cairan habis, kemasannya bisa dijadikan sabun untuk tangan.
Selain itu, dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat deterjen. Produk ini juga terbukti dapat terurai dengan mudah di alam (biodegradable). Ia menambahkan bahwa produk Soapbottle ini berbeda dengan botol plastik yang susah terurai sehingga menjadi limbah.
Referensi
Greeners : Ide Mengurangi Kemasan Sabun Cair dengan Soapbottle